• Masuk
Piawai Bisnis
Advertisement
  • Home
  • Artikel
    • Strategi
    • Operasional
    • Keuangan
    • Leadership
  • Kisah Kadir
  • Insight
  • Produk
Tidak ada hasil
Tampilkan seluruh hasil
  • Home
  • Artikel
    • Strategi
    • Operasional
    • Keuangan
    • Leadership
  • Kisah Kadir
  • Insight
  • Produk
Tidak ada hasil
Tampilkan seluruh hasil
Piawai Bisnis
Tidak ada hasil
Tampilkan seluruh hasil
Beranda Leadership

Jaga Energi, Jaga Lingkaran.

Piawai Bisnis oleh Piawai Bisnis
16/05/2025
pada Leadership
A A
0
energi
0
Dibagikan
6
Dilihat

Waktu itu, Kadir cuma duduk ngopi sebentar bareng Dirun, teman lama yang nggak sengaja ketemu di warung kopi langganan di bilangan Mastrip. Obrolannya ringan tentang kerjaan, hidup, dan rencana kecil-kecilan. Tapi anehnya, setelah ngobrol setengah jam, kadir pulang dengan kepala yang lebih terang dan hati yang entah kenapa lebih tenang. Rasanya kayak baterai yang energi terisi ulang, padahal barusan nggak ada yang luar biasa terjadi. Memang selama di sekolah mereka klop, serba cocok. Bahkan kepala sekolah memberi nama keduanya Kadirun, ya Kadir dan Dirun dua sahabat karib ikon kolaborasi di sekolah.

 

Beberapa hari setelahnya, Kadir ketemuan lagi kali ini sama teman lain yang juga udah lama nggak ketemu. Tapi beda. Sepanjang obrolan, isinya keluhan. Tentang hidup yang nggak adil, orang lain yang bikin kesel, dan betapa dunia selalu salah sama dia. Kadir pulang bukan cuma capek, tapi kayak bawa beban yang bukan miliknya. Malam itu ia sadar, energi orang bisa nempel, bisa nular. Dan tanpa sadar, itu ikut membentuk suasana hati. 

 

Lingkungan Emosional Itu Diam-Diam Menentukan Arah 

Lama-lama jadi mikir, kalau cuma ngobrol sebentar bisa ngasih efek segitu besar, gimana kalau itu terjadi setiap hari? Gimana kalau Ia kerja bareng orang-orang yang setiap pagi udah nyebarin aura stres? Atau nongkrong rutin bareng orang yang hobinya ngomel, nyinyir, dan menyalahkan dunia? 

Tanpa sadar, Ia bisa ikut kebawa. Bukan karena lemah, tapi karena manusia memang diciptakan untuk menyerap emosi dari sekitar. Manusia belajar, berpikir, dan bahkan meniru cara orang lain merespons hidup. Kalau tiap hari yang dilihat adalah keluhan, kemarahan, dan pesimisme, bisa jadi pelan-pelan hal itu dikira normal. Jadi terbiasa merasa lelah, mudah negatif, dan susah melihat harapan. Padahal itu bukan Ia yang asli. Hal yang terbentuk dari lingkungan. 

 

Ternyata itu yang dirasakan Kadir.  

Tapi untungnya, ini juga berlaku sebaliknya. Saat kita sering bersama orang-orang yang jujur, positif, semangat, dan bisa melihat sisi baik bahkan di hari paling berantakan, kita ikut belajar cara mereka menghadapi hidup. Kita jadi lebih kuat, lebih fokus, dan lebih ringan menjalani hari. Tanpa harus diceramahi, energi mereka mengajarkan kita banyak hal. 

 

Kita Nggak Cuma Berteman Kita Juga Terbentuk

Setelah momen-momen itu, Kadir mulai lebih sadar. Selama ini Ia berpikir, memilih teman itu cuma soal cocok atau nggaknya. Tapi ternyata lebih dalam dari itu. Setiap kali dekat dengan seseorang, bukan cuma berbagi cerita. Tapi juga saling tukar energi, cara pandang, dan cara hidup. Dan itu pelan-pelan nempel. 

Teman yang tiap pagi bangun dengan semangat dan tetap tenang saat masalah datang, secara nggak langsung ngajarin untuk tetap waras dan jalan terus. Sebaliknya, teman yang selalu curiga sama orang lain, selalu marah sama keadaan, bisa bikin kita ikut berpikir dunia ini gelap, walau sebenarnya nggak segelap itu. 

Lama-lama Kadir sadar, memang nggak bisa sepenuhnya menghindari orang-orang yang negatif. Tapi kita bisa milih seberapa dekat mereka boleh masuk ke hidup kita? Apakah mereka cuma sebatas kenalan, atau jadi lingkaran dalam yang tiap hari ikut warnai cara kita mikir? 

 

Pilih Lingkaranmu, Pilih Masa Depanmu 

Kadir mulai lebih hati-hati. Bukan jadi pilih-pilih secara berlebihan, tapi lebih sadar-energi itu bisa menular, dan energi yang salah bisa menjauhkan kita dari versi terbaik diri sendiri. Kadir mulai cari orang-orang yang nggak sempurna, tapi mau tumbuh. Yang bisa diajak ngobrol jujur tanpa saling menjatuhkan. Yang kalau dia sukses, dia ngajak naik, bukan ninggalin. Yang kalau Kadir jatuh, dia nggak sok bijak, tapi juga nggak diam aja. 

Karena pada akhirnya, siapa yang paling sering ada disekitar kita, merekalah yang tanpa sadar bantu arahkan kemana hidup kita berjalan. Lingkungan yang suportif bisa jadi pembeda antara stagnan dan berkembang, antara menyerah dan bangkit lagi. 

 

Energi Itu Investasi 

Energi positif bukan cuma soal senyum dan kata-kata manis. Tapi tentang niat baik, semangat jujur, dan ketulusan yang bisa kerasa walau tanpa banyak kata. Dan kalau kita bisa berada di antara orang-orang yang bawa energi itu, hidup akan terasa lebih ringan, bahkan di masa-masa sulit. 

Jadi, jaga energimu. Dan jaga siapa yang kamu izinkan masuk ke dalam lingkaran itu. Karena hidup ini terlalu singkat untuk terus menyerap energi yang bikin kita berhenti jadi diri sendiri. 

Penulis : Slamet Sucahyo
Editor : Moh. Rizqo

Tags: #Analisa#Circle#Kawan#leadership#manajemen#strategikeuangan
Sebelumnya

Budaya Kerja bukan Urusan Perusahaan Besar, Budaya adalah Fondasi agar Bisnis menjadi Besar (Corporate Culture – bagian 2).

Selanjutnya

Mahalnya Sebuah Komunikasi.

Piawai Bisnis

Piawai Bisnis

Platform Belajar Pengembangan Bisnis. Kami bukan sekedar berbagi ilmu, kami ingin menumbuhkan cara berpikir baru. Selamat datang di ruang belajar yang tidak menggurui.

Terkait Pos

Ilusi Pertumbuhan: Membongkar dan Membangun Ulang (Bag.3)

membangun ulang
oleh Piawai Bisnis
12/06/2025
0

Karena tak semua yang tumbuh layak dipertahankan. Saatnya membongkar dan membangun ulang. Sebagian bisnis tak mati karena krisis. Ia perlahan...

SelengkapnyaDetails

Ilusi Pertumbuhan Bisnis : Pertanyaan yang Sering Muncul dan Jawabannya (Bag. 2).

pertumbuhan bisnis
oleh Piawai Bisnis
14/06/2025
0

Sering kali, yang paling membingungkan dalam perjalanan bisnis bukan sekadar data atau strategi, melainkan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang terabaikan. Pertanyaan yang...

SelengkapnyaDetails

Ilusi Pertumbuhan Bisnis: Omzet Naik, Tapi Arah Tidak Jelas (Bag. 1).

ilusi pertumbuhan
oleh Piawai Bisnis
14/06/2025
0

Ilusi Pertumbuhan. Ketika angka penjualan terus naik tapi bisnis tak kunjung kokoh—kenali akar masalahnya sebelum terlambat. Pernahkah melihat bisnis yang...

SelengkapnyaDetails

Jalan Pintas yang Membuatnya Tersesat.

jalan pintas
oleh Piawai Bisnis
01/06/2025
0

“Semua orang ingin melewati jalan pintas agar cepat sampai, tapi tidak semua orang siap berjalan dengan tuntunan.”  Namanya Raka. Seorang...

SelengkapnyaDetails

Jangan Bangun Bisnis Sendirian: Kunci Bertumbuh Lewat Kolaborasi

bertumbuh
oleh Piawai Bisnis
03/06/2025
0

Pertumbuhan Bisnis Tak Harus Sendirian Pertumbuhan bisnis bukan cuma soal angka atau pencapaian. Yang lebih penting adalah: siapa yang tumbuh...

SelengkapnyaDetails

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Piawai Bisnis

Platform Belajar Pengembangan Bisnis. Kami bukan sekedar berbagi ilmu, kami ingin menumbuhkan cara berpikir baru. Selamat datang di ruang belajar yang tidak menggurui.

Kategori

  • Insight (1)
  • Keuangan (5)
  • Kisah Kadir (10)
  • Leadership (17)
  • Manajemen (1)
  • Operasional (4)
  • Strategi (19)

Arsip

  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak ada hasil
Tampilkan seluruh hasil
  • Home
  • Artikel
    • Strategi
    • Operasional
    • Keuangan
    • Leadership
  • Kisah Kadir
  • Insight
  • Produk

© 2025 Piawai Bisnis - Platform Belajar Manajemen Bisnis.

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?
Go to mobile version