• Masuk
Piawai Bisnis
Advertisement
  • Home
  • Artikel
    • Strategi
    • Operasional
    • Keuangan
    • Leadership
  • Kisah Kadir
  • Insight
  • Produk
Tidak ada hasil
Tampilkan seluruh hasil
  • Home
  • Artikel
    • Strategi
    • Operasional
    • Keuangan
    • Leadership
  • Kisah Kadir
  • Insight
  • Produk
Tidak ada hasil
Tampilkan seluruh hasil
Piawai Bisnis
Tidak ada hasil
Tampilkan seluruh hasil
Beranda Strategi

Riset Bukan Milik Korporasi Besar.

Piawai Bisnis oleh Piawai Bisnis
17/05/2025
pada Strategi
A A
0
riset
0
Dibagikan
8
Dilihat

Banyak orang mengira riset hanya untuk perusahaan besar. Yang punya dana ratusan juta, tim analis, software mahal, dan laporan tebal yang dibahas dalam rapat mingguan. Sementara itu, pelaku usaha kecil penjual makanan rumahan, pemilik barbershop lokal, atau perintis brand skincare baru sering merasa business research bukan urusan mereka. 

Tapi justru di situ letak masalahnya. 

Karena bukan soal mampu atau tidak mampu, melainkan mau atau tidak mau. 

Riset Itu Alat Bertahan Pelaku Usaha Kecil 

Korporasi besar punya privilege. Mereka bisa salah beberapa kali dan tetap selamat. Tapi usaha kecil? Sering kali hanya punya satu-dua kali percobaan sebelum kehabisan napas. Itulah kenapa usaha kecil tidak boleh gegabah. Dan riset menjadi alat untuk menekan risiko salah arah. 

Riset bukan soal rumit. Bukan soal statistik rumus tinggi. 

Riset adalah tindakan sederhana: bertanya sebelum membuat, mendengar sebelum menjual. 

Contohnya, seorang penjual kopi lokal mungkin mengira yang dicari pelanggan adalah “kopi yang enak.” Tapi ketika ia bertanya langsung, ternyata banyak orang datang bukan karena kopi, tapi karena suasana tenang dan colokan listrik. 

Tanpa riset, insight seperti ini akan terlewat. 

Dan saat penjual lain datang membawa fasilitas yang lebih lengkap, bisnis yang tidak peka bisa perlahan ditinggalkan.

Menebak Tanpa Data Adalah Bentuk Keangkuhan 

Keyakinan tanpa bukti sering menjerumuskan. 

Berapa banyak pemilik bisnis yang memproduksi ribuan stok hanya berdasarkan “feeling”? Berapa banyak orang yang menghabiskan tabungan untuk ide yang belum diuji sama sekali? 

Kita terlalu cepat yakin. Terlalu cepat percaya. 

Padahal kebutuhan pasar bukan soal perasaan. Ia harus diuji. 

Asumsi memang bagian alami dari berpikir. Tapi ketika asumsi dibiarkan menjadi kompas, bisnis kehilangan arah. Dan yang menyedihkan, banyak pelaku usaha jatuh bukan karena idenya buruk, tapi karena tidak mau mendengarkan lebih dulu.

Riset Membongkar Asumsi yang Bisa Membahayakan Arah Bisnis 

 Riset bukan hanya mencari tahu apa yang orang mau. 

Terkadang, riset membuka realitas yang tidak ingin kita dengar. 

Seorang founder pernah yakin bahwa fitur utamanya adalah solusi terbaik untuk pengguna. Tapi setelah riset, justru fitur itu dianggap menyulitkan. Bukan keunggulan, malah jadi alasan orang berhenti pakai. 

Riset menyakitkan? Kadang, ya. 

Tapi lebih baik sakit saat riset daripada rugi setelah produksi. 

Riset adalah cara untuk “berdamai dengan kenyataan.” Ia menahan ego. Menarik kita dari ruang imajinasi menuju ruang realitas. 

Dan dari situlah keputusan yang lebih bijak bisa diambil. 

Riset Tidak Harus Mahal: Sumbernya Ada di Sekitar Kita 

Siapa bilang riset harus pakai lembaga survei?

Berikut adalah sumber riset gratis yang bisa digunakan siapa saja: 

  1. Pengamatan langsung: Lihat bagaimana orang berbelanja, memilih produk, atau memutuskan beli. 
  2. Percakapan informal: Tanyakan ke pelanggan yang datang. Apa yang mereka cari? Apa yang mereka rasakan? 
  3. Ulasan online: Baca review kompetitor di marketplace. Pelajari apa yang disukai dan dikeluhkan. 
  4. Komentar di forum/komunitas: Lihat diskusi di Reddit, Kaskus, atau grup Facebook. Di sana sering muncul insight jujur dari pengguna nyata.

Semua ini tersedia gratis. Yang dibutuhkan hanyalah waktu dan kepekaan. 

Contoh Kasus: Ketika Riset Sederhana Menyelamatkan Bisnis 

Bayangkan seseorang ingin membuka kedai nasi goreng kekinian. Ia sudah siap dengan nama keren, logo menarik, bahkan packaging estetik. Tapi sebelum launching, ia memutuskan ngobrol dengan 10 orang di target pasar. 

Apa yang ia temukan? 

Mayoritas bilang mereka tidak peduli dengan nama atau desain, selama: 

  • Rasanya pas di lidah lokal (tidak terlalu fusion) 
  • Tidak amis dan tidak pelit topping 
  • Bisa dipesan lewat ojol dengan harga <20 ribu 

Dari sana ia mengubah pendekatannya. Fokus ke rasa dan kecepatan layanan. 

Nama dan desain tetap diperhatikan, tapi tidak jadi prioritas utama. 

Hasilnya? Ia bukan hanya hemat biaya promosi, tapi juga langsung mendapatkan traction dari segmen yang tepat. Semua berawal dari 10 percakapan yang tidak mewah, tapi jujur. 

Riset adalah Tindakan Rendah Hati 

Kita sering terlalu cepat jalan, terlalu cepat menjual, terlalu cepat menebak. 

Padahal bisnis yang tumbuh kuat bukanlah yang paling cepat mulai. Tapi yang paling paham ke mana harus melangkah. 

Riset bukan soal pintar. 

Ia soal kesediaan untuk jadi bodoh sejenak, demi bisa mengerti lebih dalam. 

Jadi sebelum mendesain logo, mencetak banner, atau bikin stok besar, tanyakan ini: 

Apakah aku benar-benar paham masalah orang yang akan kubantu? 

Kalau belum yakin, kembalilah mendengar. 

Karena mendengar bukan kelemahan. Justru itulah kekuatan bisnis kecil yang mau belajar besar.

 

Penulis : Slamet Sucahyo
Editor : Moh. Rizqo

Tags: #analisis#bisnis#kompetisi#kompetitor#mindset#riset#risetbisnis#strategi
Sebelumnya

Kenali Kompetitor, Bukan untuk Meniru.

Selanjutnya

Jangan Bangun Bisnis Sendirian: Kunci Bertumbuh Lewat Kolaborasi

Piawai Bisnis

Piawai Bisnis

Platform Belajar Pengembangan Bisnis. Kami bukan sekedar berbagi ilmu, kami ingin menumbuhkan cara berpikir baru. Selamat datang di ruang belajar yang tidak menggurui.

Terkait Pos

Ini Bukan Tentang Strategi: Penyebab Nyata Bisnis Anda Mandek

strategi
oleh Piawai Bisnis
02/06/2025
0

Banyak bisnis sudah punya strategi hebat. Tapi kenapa tetap jalan di tempat?  Semua pemilik bisnis ingin tumbuh cepat.  Banyak yang...

SelengkapnyaDetails

Panduan Mengukur Pertumbuhan Bisnis : Rumus & Strategi Efektif

Panduan Mengukur Pertumbuhan Bisnis : Rumus & Strategi Efektif
oleh Piawai Bisnis
02/06/2025
0

“Yang mudah dilihat belum tentu layak dikejar. Yang layak dikejar sering kali tidak langsung terlihat.” Di era digital seperti sekarang, hampir...

SelengkapnyaDetails

Kenali Kompetitor, Bukan untuk Meniru.

kompetitor
oleh Piawai Bisnis
16/05/2025
0

Belajar Membedakan Diri Lewat Peta Pasar Kompetitor bukan musuh, tapi cermin. Lewat mereka, kita belajar cara membedakan diri dengan lebih...

SelengkapnyaDetails

Segera Bangun Sistem Sejak Bisnis Masih Kecil.

sistem
oleh Piawai Bisnis
14/05/2025
0

Masih banyak pelaku usaha yang meyakini bahwa sistem hanya dibutuhkan saat bisnis telah mencapai skala besar. Seolah-olah sistem adalah urusan...

SelengkapnyaDetails

Mulai Sederhana, Jangan Nunggu Sempurna.

sempurna
oleh Piawai Bisnis
11/05/2025
0

Kenapa Banyak Bisnis Gagal Bukan Karena Ide yang Buruk, Tapi Karena Sibuk Menjadikan Sempurna. Di balik begitu banyak ide hebat...

SelengkapnyaDetails

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Piawai Bisnis

Platform Belajar Pengembangan Bisnis. Kami bukan sekedar berbagi ilmu, kami ingin menumbuhkan cara berpikir baru. Selamat datang di ruang belajar yang tidak menggurui.

Kategori

  • Insight (1)
  • Keuangan (5)
  • Kisah Kadir (10)
  • Leadership (17)
  • Manajemen (1)
  • Operasional (4)
  • Strategi (19)

Arsip

  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak ada hasil
Tampilkan seluruh hasil
  • Home
  • Artikel
    • Strategi
    • Operasional
    • Keuangan
    • Leadership
  • Kisah Kadir
  • Insight
  • Produk

© 2025 Piawai Bisnis - Platform Belajar Manajemen Bisnis.

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?