Sering kali, yang paling membingungkan dalam perjalanan bisnis bukan sekadar data atau strategi, melainkan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang terabaikan. Pertanyaan yang mungkin pernah terlintas dalam pikiran, tapi tak pernah dijawab tuntas salah satunya tentang pertumbuhan bisnis.
Bagian ini hadir untuk membantu para pelaku usaha menjernihkan kembali arah dan cara berpikir. Sebagai kelanjutan dari pembahasan tentang ilusi pertumbuhan bisnis.
Baca Juga :
Ilusi Pertumbuhan Bisnis: Omzet Naik, Tapi Arah Tidak Jelas (Bag. 1).
📌 Apakah omzet naik selalu berarti bisnis sedang tumbuh?
Tidak selalu. Banyak bisnis terlihat tumbuh dari sisi omzet, padahal margin keuntungan menyusut atau bahkan negatif. Ini disebut pertumbuhan semu. Tumbuh di atas angka, tapi tidak pada kualitas pondasi bisnis.
Bisnis seperti ini tampak sibuk, tapi secara finansial sebenarnya kelelahan.
📌 Kalau omzet terus naik, kenapa profit bisa stagnan atau menurun?
Karena pertumbuhan omzet sering diiringi lonjakan biaya yang tidak terkontrol gaji bertambah, iklan membengkak, produksi makin mahal. Tanpa sistem efisiensi dan evaluasi berkala, laba bisa terkikis pelan-pelan hingga habis, bahkan ketika uang masuk kelihatan besar.
📌 Apa yang dimaksud dengan arah bisnis?
Arah bisnis adalah jawaban atas pertanyaan: “Ke mana kita ingin membawa bisnis ini, dan dengan cara apa?”
Tanpa arah, bisnis hanya akan reaktif. Mengejar peluang demi peluang, tapi tak pernah punya rencana jangka panjang yang jelas. Arah membuat keputusan jadi lebih strategis, bukan impulsif.
📌 Bagaimana cara mengetahui kalau bisnis sedang kehilangan arah?
Beberapa tanda umum:
- Tidak ada target jangka panjang yang konkret.
- Setiap tahun hanya mengulang rutinitas yang sama.
- Keputusan bisnis selalu reaktif, bukan hasil dari perencanaan.
- Tim hanya bekerja, tanpa tahu ke mana bisnis akan dibawa.
Kehilangan arah sering terasa seperti kelelahan yang tidak jelas sebabnya.
📌 Kapan sebaiknya pemilik bisnis mengevaluasi arah dan pertumbuhan?
Idealnya: setiap 6 bulan sekali secara strategis, dan setiap tahun sekali secara menyeluruh. Namun ketika tanda-tanda berikut muncul, evaluasi harus segera dilakukan:
- Laba menurun meski omzet naik
- Tim mulai kewalahan tanpa kejelasan sistem
- Bisnis terasa stagnan atau membosankan
- Pemilik bisnis terlalu sibuk mengurusi operasional kecil
Evaluasi bukan hanya tentang angka, tapi tentang arah, proses, dan pola pikir.
📌 Apa langkah pertama untuk keluar dari ilusi pertumbuhan ini?
Berhenti sejenak. Tinjau ulang bisnis dari tiga aspek utama:
- Finansial: Apakah margin laba cukup sehat?
- Struktur: Apakah sistem kerja sudah berjalan tanpa ketergantungan penuh pada pemilik?
- Strategi: Apakah arah dan segmen pasar masih relevan dan tajam?
Baru setelah itu, susun ulang peta perjalanan.
Kadang, yang menyelamatkan bisnis bukan ide baru atau suntikan modal. Tapi keberanian untuk bertanya ulang, meninjau ulang, dan mengarahkan ulang.
Karena pertumbuhan sejati tidak lahir dari kebisingan, tapi dari kejernihan arah.
Penulis : Slamet Sucahyo
Editor : Moh. Rizqo